Senin, 22 Februari 2016

NYANYIAN DI UJUNG TAHUN



Di ujung tahun ini orang-orang bernyanyi
walau mereka masih hidup diatas angin
terombang-ambing bersama mimpi hampa
aku sendiri tak tahu bagaimana mungkin
mereka bisa menjalani dan menikmati hidup dalam bayang-bayang
seperti gemerlap langit kota malam ini
oleh api yang mereka tembakkan ke langit

aku memikirkan sesuatu
tentang langit ini
yang menangis
lalu akan membalas api itu
dengan airmatanya
airmata itu mungkin akan menenggelamkan kota ini
walau hanya sejenak

Bagaimana dengan Orang-orang itu?
orang-orang di kota akan berteriak, banjir! banjir!
tapi mereka tak pernah ingat pada langit
dan apa yang telah mereka lakukan padanya setiap tahun di saat seperti ini
nyanyian tahun baru mereka tak disertai rasa syukur, harapan, dan niat baik di tahun yang akan datang


Sementara itu di gubuk ringkih
para petani mungkin akan bersyukur
dan menyambut datangnya musim hujan
karena musim hujan
akan membasahi tanah kering dengan celah yang kian membengkak
sehingga kemudian tumbuh rumput untuk memberi makan kerbau mereka
karena musim hujan
akan memberikan cukup air bagi mereka untuk bercocok tanam(lagi)
sehingga kemudian mereka bisa panen dan memberi makan anak mereka

nyanyian orang-orang di ujung tahun ini menyadarkanku pada sesuatu

mengapa kita sedemikian sombong dan kejam pada langit itu?
mengapa kita tak pernah mensyukuri datangnya musim hujan?
mengapa kita hanya menikmati hingar bingar malam pergantian tahun tanpa niat dan harapan yang pasti di tahun yang akan datang?

nyanyian orang-orang di ujung tahun ini menyadarkanku
dan kini membuatku lebih mengerti tentang tahun baru dalam arti yang sesungguhnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar