Rabu, 02 Maret 2016

Bahasa Tulis

Bahasa Tulis memiliki ciri-ciri khas istimewa yang dapat membedakannya dengan bahasa lisan. Seperti dalam uraian Uhlenbeck (1979) dan Ricoeur (1978), ciri-ciri bahasa Tulis tersebut adalah:

* Dalam pemakaian bahasa secara tertulis baik si pembicara (penulis) maupun si pendengar (pembaca) kehilangan sarana komunikasi yang dalam pemakaian bahasa lisan memberi sumbangan paling hakiki untuk terjadi dan berhasilnya komunikasi. Sarana itu biasanya disebut Suprasegmental, atau gejala intonasi (aksen,tekanan kata, tinggi rendahnya nada, keras lemahnya suara, dan masih banyak lagi).

* Dalam bahasa Tulis biasanya tidak ada hubungan fisik antara penulis dan pembaca. Sementara dalam komunikasi lisan kita banyak bergantung pada kemungkinan yang diadakan oleh hubungan fisik seperti:
+ pendengar melihat gerak-gerik si pembicara.
+ pendengar memberi reaksi langsung yang penting untuk pembicara.

* Dalam hal tertulis, seringkali si penulis tidak hadir sebagiannya atau seluruhnya dalam situasi komunikasi. Contohnya adalah karangan atau anonim, dimana si pembaca harus mencari informasi yang relevan hanya dari data tertulis saja.

* Teks tertulis juga mungkin sekali lepas dari kerangka referensi aslinya. Penulis mumgkin mengarang tulisannya berdasarkan situasi tertentu, situasi pribadi, situasi sosial, dan lain-lain sementara si pembaca tidak tahu situasi itu. Untuk menghindari salah paham, si pengarang terpaksa menguraikan informasi kontekstual secara eksplisit dan jelas. Jelas bahwa dalam komunikasi lewat tulisan kemungkinan salah paham lebih besar, walaupun kebebasan si pembaca terhadap latar belakang bacaannya mungkin juga memberi keuntungan tertentu.

* Dalam Teks tertulis, Pembaca memiliki keuntungan lain yang tidak didapatkan di situasi komunikasi sebagai pendengar. Yaitu, tulisannya dapat diulang beberapa kali jika dianggap perlu atau penting. Pembaca juga dapat memikirkan isi tulisannya matang-matang, kalau belum jelas dapat dibaca sekali lagi, dipikirkan lagi, dan seterusnya.

* Teks tertulis pada dasarnya dapat direproduksi dalam berbagai bentuk seperti Fotokopi, Stensilan, buku, dan lain-lain. Ini berarti, lingkungan orang yang terlibat dalam tindak komunikasi dengan bahasa tulisan pada prinsipnya jauh lebih besar dan lebih lias daripada yang biasanya terdapat dalam situasi bahasa lisan.

* Komunikasi antara penulis dan pembaca lewat tulisan membuka kemungkinan adanya jarak jauh antara kedua belah pihak, dalam hal ruang, waktu dan juga dari segi kebudayaan. Kita dapat membaca hasil tulisan dari masa lampau, dari negeri lain, dengan latar belakang kebudayaan yang lain sekali dari situasi kita sendiri. Jadi kemungkinan adanya tulisan menciptakan hubungan sejarah antara kita dengan generasi sebelum kita, dan hubungan yang melampaui batas daerah, negara, malahan menjadi dasar komunikasi dunia. Berkat adanya komunikasi tertulis dunia menjadi makin sempit, dengan segala konsekuensinya, baik dan buruk.
Ciri-ciri di atas menjelaskan bahwa sebagai alat komunikasi, bahasa tulis cukup jauh berbeda dengan bahasa lisan. Tidak dapat disebutkan mana yang lebih baik atau lebih tepat, karena masing-masing memiliki untung dan rugi, serta kekuatan dan kelemahannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar