Sudah lebih dari setahun yang lalu Acara itu digelar, namun tak satupun cerita di malam itu terlepas dari ingatan saya. Terlebih kolaborasi luar biasa antara Sisir Tanah dan Fajar Merah yang membentuk ~Menyisir Tanah Merah~.
Gambar yang dibagikan mas Fajar Merah di akun Facebooknya ini sangat menarik saya untuk datang ke acara itu, kebetulan kontrakan saya tidak jauh dari Gedung Arsip Nasional, bersama seorang teman saya datang kesana sore hari menjelang magrib. Banyak orang berpenampilan seperti mahasiswa di luar, 'Acara mungkin belum dimulai', begitu pikir kami.
Sesampainya di sana kami agak bingung melihat penjaga di pintu masuk acara, kami sempat mengira itu penjual tiket, maklum, kami memang berpikir bahwa acara itu gratis, hehehe. Setelah agak mendekat dan memperhatikan satu persatu orang yang masuk, kami baru tahu itu panitia yang hanya memeriksa barang bawaan, kami pun langsung masuk tanpa diperiksa karena kami tidak membawa tas. Di dalam belum terlalu banyak penonton, acara juga belum dimulai, tetapi panggung yang dihiasi lampu dan diapit dua monitor besar menarik kami untuk duduk di rerumputan bersama beberapa orang yang tampaknya juga tak sabar menunggu dimulainya acara.
Sesampainya di sana kami agak bingung melihat penjaga di pintu masuk acara, kami sempat mengira itu penjual tiket, maklum, kami memang berpikir bahwa acara itu gratis, hehehe. Setelah agak mendekat dan memperhatikan satu persatu orang yang masuk, kami baru tahu itu panitia yang hanya memeriksa barang bawaan, kami pun langsung masuk tanpa diperiksa karena kami tidak membawa tas. Di dalam belum terlalu banyak penonton, acara juga belum dimulai, tetapi panggung yang dihiasi lampu dan diapit dua monitor besar menarik kami untuk duduk di rerumputan bersama beberapa orang yang tampaknya juga tak sabar menunggu dimulainya acara.
Sekitar Pukul 19:00 WIB
Acara pun dimulai dengan sambutan dari beberapa pengisi acara dan juga pemutaran video tentang visi misi Aksi2015 tersebut. Ada juga ABDUR dari stand up comedy.
Sekitar Pukul 20:30 WIB
Fajar Merah(Merah Bercerita) dan Sisir Tanah tampil membawakan lagu Bunga dan Tembok, musikalisasi puisi karya Wiji Thukul (Ayah Fajar). Kolaborasi mereka juga membawakan lagu Kebenaran Akan Terus Hidup(Merah Bercerita), Konservasi Konflik (Sisir Tanah). Gedung Arsip Nasional terasa terbawa suasana dalam setiap alunan nada dan lirik mereka yang menggetarkan jiwa, mata kami seakan tak berkedip melihat pertunjukan luar biasa ini.
Setelah Menyisir Tanah Merah, ada juga EFEK RUMAH KACA , VIMAST, dan DIALOG DINI HARI, sayangnya mata kami yang sudah ngantuk berat akibat begadang sehari sebelumnya memaksa kami untuk pulang lebih awal. Penampilan kedua Band tersebut terpaksa kami lewatkan.
I
Tidak ada komentar:
Posting Komentar